Rohiloke, Bagan Sinembah - Mak Atik dan Atik yang belakangan bikin heboh netizen di Rokan Hilir, khususnya di Bagan Batu kecamatan Bagan Sinembah karena tinggal dan berdiam diri dibawah atap tenda biru tanpa dinding, akhirnya mau pindah berkat bujukan relawan yang peduli sosial.
Koordinator Solidaritas Umat Berbagi (Sumber) Hermansyah yang dikonfirmasi melalui selulernya pada Senin (22/4) malam membenarkan bahwa Mak Atik dan Atik serta 3 cucunya sudah bersedia dipindahkan ke tempat yang lebih layak berkat bujukan relawan lainnya.
"Alhamdulillah, mereka sudah mau dipindahkan dan maunya di tanah milik desa (Gelora) berkat bujukan relawan yang hadir pada Sore tadi, terdiri dari Sumber, Bagan Batu Hijrah dan komunitas Emak-emak peduli," kata Herman.
Sementara itu, Datuk Penghulu Gelora, Ngatijan yang dikonfirmasi via selulernya membenarkan. "Iya, dan pihak desa juga bersedia untuk meminjam pakai tanah dibuatkan rumah yang lebih layak," terang Ngatijan.
Dijelaskan Penghulu, meski demikian, ia pun akan membahas terlebih dahulu dengan staf-staf kantor Kepenghuluan Gelora agar tanah desa bisa digunakan untuk membangun rumah yang lebih layak untuk ditinggali Mak Atik, Atik dan ketiga cucunya, Nur Arjuna, Muhammad Jalanin dan Nahan Rodiah.
Ketiga anak mak atik
Untuk kedepannya, pihak Kepenghuluan berencana mengusulkan mak Atik dalam Program Rumah Layak Huni. "Kedepannya kita lihat bagaimana nantinya sajalah, ya mudah-mudahan ada yang menghibahkan tanah, nanti kita masukan program rumah layak huni," terang Ngatijan lagi.
Pihaknya juga akan mendata kembali status kependudukan Mak Atik yang dengan nama Asli Nurhayati. "Karena, mak Atik ini masih memiliki KK (Kartu Keluarga) lama yang sudah robek, kalau tidak salah KK edisi tahun 2007 lalu," ungkapnya.
Ngatijan menambahkan, untuk tahap awal, mak Atik ditempatkan di rumah yang lebih layak dan akan dibangun secara swadaya bersama relawan yang peduli dan saling bahu membahu.
Dimana selama ini, lanjut Ngatijan lagi, warga Paket B Kepenghuluan Gelora sendiri tidak putus-putusnya membantu mak Atik baik dalam segi pangan, sandang dan papan. Namun karena pola hidup mak Atik yang berbeda dari warga lainnya yang kategori prasejahtera, warga dan pihak desa kewalahan dan bingung harus berbuat apa lagi.
"Untung para relawan dari Sumber, Bagan Batu Hijrah dan para Emak-emak saling bahu membahu dan membantu memberikan solusi, akhirnya kita dapat membujuk mak Atik tinggal di rumah yang lebih layak yang nantinya akan kita bangun bersama-sama," paparnya.
"Dan insya Allah, kedepannya setelah mereka tinggal di rumah yang akan kita bangun, baru nanti pelan-pelan kita tanamkan pola hidup masyarakat umum yang bersih dan mereka mau mencuci pakaian yang sudah kotor, intinya pola hidup mereka kita ajarkan ke yang lebih baik lagi, insya Allah," imbuhnya.
Tak lupa, Ngatijan pun mengucapkan terimakasih kepada relawan yang peduli dan dapat bersama-sama mencarikan solusinya agar mak Atik hidup lebih layak lagi. "Kami sangat berterimakasih sekali atas perhatian kawan-kawan sekalian, dan akhirnya kita bisa dapatkan solusi terbaik," ucap Ngatijan.
Seperti diketahui, mak Atik beberapa tahun yang silam pernah mendapatkan bantuan rumah dari warga, Iqbal dan rekan-rekan yang lebih layak. Karena alasan sering kehilangan bahan makann dan lainnya, mak Atik kembali mengungsi dan hanya mendirikan tenda sebagai tempat tinggalnya di tengah-tengah kavlingan sawit warga.
Bahkan, bantuan pakaian yang kerap diberikan warga Gelora, hanya dipakai sekali dan berserakan disekitar tempat tinggal mak Atik. (iloeng)