Rohiloke, Jakarta-
Nilai tukar rupiah pada perdagangan awal pekan ini berada di level
Rp14.190 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 0,06 persen dibanding
perdagangan akhir pekan lalu yang di Rp14.199 per dolar AS.
Pagi hari
ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong
Kong dan dolar Singapura menguat 0,01 persen, sementara peso Filipina menguat
0,02 persen, baht Thailand menguat 0,07 persen, dan won Korea Selatan menguat
0,16 persen.
Sementara
itu, terdapat pula mata uang Asia yang melemah seperti ringgit Malaysia sebesar
0,03 persen dan yen Jepang sebesar 0,03 persen. Di sisi lain, pergerakan mata
uang negara maju terbilang bervariasi, di mana euro melemah 0,01 persen
terhadap dolar AS namun poundsterling Inggris menguat 0,03 persen dan dolar
Australia menguat 0,11 persen.
Kepala
Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah di pagi ini
merupakan imbas dari hasil rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada Jumat
(26/4) malam.
Meski
demikian, pelaku pasar juga khawatir dengan defisit transaksi berjalan pada
kuartal II seiring peningkatan impor jelang Ramadhan dan kebutuhan valas
korporasi untuk pembayaran utang, dividen, dan sebagainya.
Dari hasil
tersebut, memang pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I 2019 terbilang 3,2
persen atau lebih tinggi dari ekspektasi 2,2 persen. Namun, hal ini tidak
sejalan dengan inflasi inti AS yang mencatat pelemahan dari 1,8 persen secara
tahunan di kuartal IV 2018 menjadi 1,3 persen secara tahunan di kuartal I 2019.
Melihat
data ini, tentu pelaku pasar belum sepenuhnya percaya dengan perbaikan ekonomi
AS. Sehingga The Fed kemungkinan belum akan menaikkan suku bunga acuannya, Fed
Rate.
"Momentum
hari ini tentu merupakan kelanjutan dari pekan kemarin, sehingga rupiah masih
akan dipengaruhi oleh PDB AS. Hari ini, rupiah akan berada dalam
kisaran Rp14.150 per dolar AS hingga Rp14.220 per dolar AS," jelas
Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (29/4).
Sementara
itu, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan saat ini pelaku
pasar tengah menanti rilis defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal I,
mengingat Bank Indonesia optimistis defisit transaksi berjalan akan membaik
ketimbang kuartal IV lalu yang mencapai 3,57 persen dari PDB.
"Sehingga
pada hari ini rupiah masih ada kemungkinan melemah dan ditransaksikan di level
Rp14.142 hingga Rp14.230 per dolar AS," jelas dia.
(glh/agt)